Jumat, 07 November 2014

Aspek ajaran islam tentang Tasawuf


Aspek ajaran islam tentang Tasawuf


PENDAHULUAN
Ditengah-tengah situasi masyarakat yang cenderung mengarah kepada dekadensi moral seperti yang gejala-gejalanya mulai tampak saat ini, dan akibat negatifnya mulai terasa dalam kehidupan. Terjadinya praktik pengguguran kandungan , pembunuhan , penipuan penyalahgunaan narkoba , perilaku menyimpang dan lain sebagainya adalah bermula dari kekotoran jiwa manusia, yaitu jiwa yang jauh dari bimbingan Tuhan, yang disebabkan ia tidak pernah mencoba mendekati-Nya. Tasawuf mulai mendapat perhatian dan dituntut peranannya untuk terlibat secara aktif mengatasi masalah-masalah tersebut. Untuk mengatasi masalah ini tasawuflah yang memiliki potensi dan otoritas, karena didalam tasawuf dibina secara intensif tentang cara-cara agar seorang selalu merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya . Dengan cara demikian ia akan malu berbuat menyimpang, karena merasa diperhatikan oleh Tuhan.
            Menyadari bahaya tersebut, selanjutnya umat islam harus introspeksi diri dengan membangun kembali etos kerja yang dipandu oleh akhlak yang mulia yang dibangun melalui tasawuf. Namun keadaan ini terjadi secara tidak seimbang . Kaum muslimin tampak lebih menangkap aspek ritualisme lahiriyahnya dari tasawuf tersebut, asyik dalam zikir dan wirid, tanpa memberi pengaruh kedalam gerakan social kemasyarakatan. Mereka malah menjauhi masyarakat, tidak perduli terhadap lingkungan dan akhirnya keadaan umat islam semakin mundur.
Dalam keadaan demikian wajar jika kemudian tasawuf dituduh sebagai biang keladi terjadinya keadaan dimana umat islam semakin terpuruk kedalam kemunduran. Namun, belakangan muncul upaya reinterpretasi kembali terhadap istilah istilah tasawuf untuk dipahami, dihayati dan diamalkan. Dimensi spritualitas dan dinamikanya sehingga ia menjadi motor penggerak terjadinya perubahan social yang mengarah pada terwujudnya keagungan Tuhan.
            Demikian pentingnya peranan tasawuf dalam kelangsungan hidup manusia seutuhnya, maka tidak mengherankan apabila tasawuf demikian akrab dengan kehidupan masyarakat islam, setelah masyarakat tersebuut membina akidah dan ibadahnya, melalui ilmu tauhid dan ilmu fiqih.  

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Tasawuf
Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa Arab: تصوف , ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun lahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi.
Dengan demikian dari segi kebahasan tasawuf menggambarkan keadaan yang selalu berorientasi kepada kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Allah, berpola hidup sedehana, mengutamakan kebenaran, dan rela berkorban demi tujuan-tujuan yang lebih mulia disisi Allah. Sikap demikian pada akhirnya membawa seseorang berjiwa tangguh, memiliki daya tangkal yang kuat dan efektif terhadap berbagai godaan hidup yang menyesatkan.
Jika dilihat dari segi istilah tasawuf pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan diri dari pengaruh kehidupan duniawi, selalu dekat dengan Allah, sehingga jiwanya bersih dan memancarkan akhlak mulia.
Tasawuf secara hakiki memasuki fungsinya dalam meningkatkan kembali manusia, siapa ia sebenarnya, yang berarti manusia dibangun dari mimpinya yang ia sebut kehidupannya sehari-hari dan bahwa jiwanya bebas dari pembatasan-pembatasan penjara khayali egonya itu yang memiliki timbangan objektif didalam apa yang disebut kehidupan dunia menurut bahasa keagamaan.
B.  Sejarah Munculnya Tasawuf
Dr. Ahmad Ghalwasy berkata: “banyak orang yang menanyakan penyebab tidak munculnya ajakan tasawuf pada masa awal islam, dan tidak muncul ajakan itu kecuali setelah masa para Sahabat dan tabi’in; dan jawabannya adalah: tasawuf tidak dibutuhkan pada masa awal, karena kaum muslimin pada saat itu adalah ornag-orang yang bertaqwa dan wara’i (menjauhkan diri dari dosa, maksiat dan syubhat). Memiliki hasrat untuk bermuajahadah dan menerima ibadah secara ilamiyah. Dan memiliki hubungan yang dekat dengan Rasulullah Saw, maka mereka saling mendahului dan bersaing dalam mengikuti semua jejaknya.
Para Sahabat dan tabi’in merupakan sufi sejati meskipun tidak dinamai demikian. Dan apa yang dikehendaki dengan tasawuf adalah kehidupan seseorang yang lebih banyak diabdikan kepada Allah sebagai tuhannya, bukan kepada dirinya sendiri, dihiasi dengan zuhud dan selalu beribadah, menerima Allah Swt. dengan ruh dan hati disetiap waktu.
Berkaitan dengan munculnya Tasawuf terdapat berbagai teori yang dimajukan para ahli. Sebagian ada yang berpendapat, bahwa tasawuf lahir dari luar islam, dan sebagian ada yang berpendapat bahwa tasawuf lahir dari kalangan islam sendiri.
Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari luar islam berpendapat bahwa tasawuf berasal dari kebiasaan rahib-rahib Kristen yang menjauhi dunia dan kesenangan materiil. Ada pula yang mengatakan, bahwa tasawuf timbul atas pengaruh ajaran-ajaran hindu. Disebut pula bahwa tasawuf berasal dari filsafat Phytagoras dengan ajarannya untuk meninggalkan kehidupan materiil dan memasuki kehidupan kontenplasi. Dikatakan pula bahwa tasawuf masuk ke dalam islam atas pengaruh filsafat Plotinus. Menurut Plotinus, roh memancar dari zat tuhan dan kemudian akan kembali kepada tuhan. Tetapi dengan masuknya roh ke dalam materi, maka ia menjadi kotor dan untuk dapat kembali ke tempat aslinya, ia harus terlebih dahulu disucikan. Tuhan maha suci dan yang maha suci tidak didekati kecuali oleh orang yang suci. Penyucian roh terjadi dengan meninggalkan hidup kematerian dan dengan mendekatkan diri kepada tuhan sedekat mungkin.; kalau bisa bersatu dengan tuhan semasa berada dalam hidup duniawi ini. Upaya ini dapat dilakukan dengan tasawuf.
Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf muncul dari dasar ajaran islam sendiri, antara lain terdapat dalam Al-Qur’an dan al-Hadist. Didalam Al-Qur’an ayat 186 surat al baqarah misalnya, telah terdapat ayat yang menggambarkan tentang kedekatan manusia dengan tuhan yang berbunyi:
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
C.  Maqamat-Maqamat Dalam Tasawuf
Yaitu Tasawuf yang menekankan pembahasannya pada budi pekerti yang akan mengantarkan manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga di dalamnya dibahas beberapa masalah akhlaq, antara lain:
1)   Taubat
Taubat adalah berpaling dari apa yang tercela menuju kepada apa yang terpuji menurut syariat. Dalam banyak ayat Allah telah menyuruh kaum mukminin untuk bertaubat, menjadikannya sebagai sebab kebahagiaan didunia dan diakhirat. Allah berfirman  “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
Rasulullah senantiasa memperbarui taubat dan memperbanyak istigfar untuk mengajarkan umatnya dan mensyariatkannya. “Dari al-Aghar bin Yasar al-Muzni ra, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Hai manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat seratus kali dalam sehari”. Imam Nawawi  berkata : Taubat dari segala dosa adalah wajib, jika maksiat antara seorang hamba dan antara Allah SWT. Tidak terkait dengan  hak anak adam (manusia), maka ada tiga syarat: menjauhi maksiat, menyesali perbuatannya dan bertekat untuk tidak mengulanginya lagi selamanya”. Termasuk dari syarat-syarat taubat adalah berusaha meninggalkan keburukan apapun, menjauhi orang-orang fasik yang senantiasa menganjurkan orang kepada maksiat dan menyebabkannya menjadi tidak ta’at kepada Allah SWT.
Seorang sufi tidak berhenti hanya pada taubat dari maksiat, sebab dalam pandangannya hal itu adalah taubatan orang-orang awam, bahkan dia bertaubat dari segala sesuatu yang dapat memalingkan hati dari menyebut Allah Swt. (berdzikir), hal ini diisyaratkan oleh seorang sufi besar, Dzu al-Nun al-Mashri ra. Ketika ditanya tentang taubat, dia menjawab: orang-orang awan bertaubat dari dosa-dosa, orang-orang khawash bertaubat dari kelalaian”. Abdullah al-Tarmimi ra. Berkata: “ada dua hal antara orang bertaubat dengan orang bertaubat….ada yang bertaubat dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan, ada yang bertaubat dari penyimpangan-penyimpangan serta kelalaian-kelalaian, da nada yang bertaubat dari melihat kebaikan-kebaikan dan ketaatan-ketaatan.
Ketahuilah bahwa seorang sufi setiap kali memperbaiki ilmunya mengenai Allah Swt, dan memperbanyak amal kebaikannya, maka taubatnya semakin dalam,; baranmg siapa yang hatinya bersih dari dosa-dosa serta noda-noda, dan cahaya-cahaya kasih sayang memancar padanya, dan tidak akan merasa khawatir hatinya akan dimasuki oleh penyakit-penyakit yang samar, dan apapun yang akan mengeruhkan kemurnbian ketika kesalahan-kesalahan membimbangkannya, ketika itu jua dia akan langsung bertaubat karena malu kepada Allah Swt. Yang melihatnya.
2)   Sabar
Didefinisikan oleh Sayyid al-Jurjain, bahwa sabar ialah: meninggalkan keluh kesah, dari kepahitan cobaan yang menimpa, kepada selain Allah”. Para ulama menyebutkan bahwa sabar itu mempunyai pembagian yang sangat beragam dan semuanya kembali bertemu dalam tiga macam berikut ini:
o  sabar dalam keta’atan, yaitu beristiqomah dalam menjalani syariah Allah serta berusaha untuk selalu membiasakan sejumlah inadah, harta, jasmani, dan hati. Juga berusaha untuk selalu amar ma’ruf nahi mungkar dan dan selalu bersikap sabar atas musibah yang menimpanya. Seperti dalam firman Allah yaitu:
Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman; 17)
o  sabar dari maksiat, yaitu memerangi hawa nafsu agar tidak terperosok kedalam maksiat itu, memerangi agar tidak menyeleweng kepadanya, serta mematahkan hal-hal yang dapat membuatnya terpuruk dalam keburukan dan kerusakan yang digariskan oleh syaitan. Allah berfirman:
Artinya: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)”. (QS. Al-Nazi’at; 40-41)
o  sabar dalam kemalangan yang menimpa, yaitu kesadaran bahwa dunia ini adalah tempatnya cobaan dan tempaan, maka Allah menguji iman hambanya (Allah Maha mengetahui terhadap hambanya ) dengan berbagai macam kemalangan. Allah menguji para mukmin dengan berbagai macam cobaan untuk mengetahui mana yang baik serta berharga dan mana yang buruk; siapa yang munafik dan siapa yang mukmin sejati. Allah berfirman:

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.  (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah; 155-157)
Tentunya, seorang mukmin yang sejati akan menerima segala cobaan dengan sabar dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah karena ia menyadari bahwa segala kemalangan yang menimpanya adalah untuk melebur dan menebus dosa dan kesalahannya.
3)   Wara’i
Secara harfiah al-Wara’i artinya soleh, menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Sayyid al-Jurjani mendefinisikan wara’i dengan: “menjauhi sesuatu yang samar-samar hukumnya karena takut terjerumus dalam hal-hal yang diharamkan”
Sebagaimana yang di sabdakan Rasulullah Saw dalam hadist yang artinya: “barangsiapa yang dirinya terbebas dari syubhat, maka sesungguhnya ia telah terbebas dari yang haram”. (HR. Bukhari)
4)   Zuhud
Zuhud adalah mengosongkan hati dari hal-hal yang bersifat keduniaan dan keinginan untuk memiliki hal tersebut, sembari mengisinya dengan kecintaan kepada Allah dan ketersingkapan pengetahuan tentang-Nya. Seberapa besar ia meninggalkan hal-hal keduniaan sebesar itu pula Allah menambahkan kecintaanya kepadanya. Oleh karena itu, para kaum makrifat menganggap bahwa zuhud adalah sebuah media untuk sampai kepada Allah.
Menurut para sufi zuhud adalah merupakan salah satu pokok ajaran penting dalam rangka mengendalikan diri dari pengaruh kehidupan dunia. Orang yang zuhud lebih mengutamakan kehidupan akhirat dari pada kehidupan duniawi semata karena kehidupan dunia tidak akan kekal. Sebagai mana Allah berfirman: 
Artinya: Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun” (QS. Annisa; 77)
5)   Syukur
Menurut kaum sufi, syukur adalah bersimpuhnya hati untuk mencintai Allah yang memberi nikmat; ketundukan segenap anggota tubuh untuk berlaku ta’at kepada-Nya, dan lisan yang tak henti-hentinya berzikir dan memuji kepada-nya.
Sedangkan menurut allama Ibn’Alan al-Shiddiqi, syukur adalah: “mengakui terhadap segenap nikmat Allah dan berkhidmat kepada-Nya. Dan barang siapa memperbanyak melakukan itu maka ia disebut dengan syakuur (orang yang sangat bersyukur).
Syukur termasuk diantara maqamat yang paling tinggi karena ia mengikutkan hati, lisan, dan segenap anggota tubuh dan juga karena ia meliputi kesanggupan untuk bersabar, ridla, dan memuji serta memperbanyak beribadah jasmani dan rohani. Seperti dalam firman Allah yaitu:
Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. al-Baqarah; 152)
Seseorang yang bersyukur pada dasarnya melakukan kebaikan bagi dirinya sendiri, karena sikap syukurnya itu dapat membuat nikmat yangdiperoleh semakin bertambah.
6)   Tawakal
Tawakal adalah salah satu dari buah keimanan dan ketersingkapan pengetahuan Allah yang luar biasa. Ia juga merupakan sebab yang paling penting yang dapat menjadikan orang meraih kebahagian dan kedamaian. Hal ini didasari secara seksama oleh para kaum sufi dan mengerti benar bahwa tawakal lantas menyebabkan orang untuk tidak melakukan usaha, ikhtiar, akan tetapi fungsi tawakal itu hanyalah pemusatan untuk menaruh harapan hanya kepada Allah, berserah kepada kehendak-Nya dan hikmah-Nya tanpa menaruh ketergantungan kepada usaha dan ikhtiar karena hanya dengan mengandalkan ikhtiar dan usaha taka da nilainya sama sekali dimata Allah Swt. Allah berfirman:

Artinya: “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. ath Thalaaq; 3)
Demikianlah kaum sufi meraih derajat tawakal dalam derajat yang paling tinggi. Hati mereka merasa damai terhadap Allah Swt, menaruh kepercayaan penuh kepada-Nya, selalu menggantungkan diri kepada-Nya karena taka da wujud yang abadi kecuali hanya Allah. Namun, meskipun demikian perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan berpegang teguh pada syari’at-Nya dan meneladani petunjuk Nabi.
7)   Ridla
Menurut Allama Birkawi, ridla adalah: “hati yang baik ketrika menerima kemalangan dan menjalani dengan apa adanya tanpa ada keinginan untuk merubah”. Sedangkan menurut syaikh ibn’Atha’al-Sikandari, ridla adalah: “menyadari dengan sepenuh hati bahwa segala putusan Allah atas hambanya itu telah ada semenjak dulu. Dengan demikian ia tak lagi memprotes”.
Dengan demikian, ridla adalah maqamat hati yang lebih tinggi dan lebih agung daripada maqamat sabar, karena ridla adalah hal-ihwal yang berhubungan dengan kedamaian jiwa, dimana ketika seseorang telah berhasil meraih kedudukan itu maka ia akan dapat menerima segala macam kemalangan yang dasyat dengan iman yang teguh, hati yang tenang dan tentram.

D.  Tokoh-Tokoh Ilmu Tasawuf
1.      Al-Hasan Al-Basri
Al-hasan Al-Basri lahir di Madinah (642 M) dan meninggal di Bashrah (728 M). Al-Hasan Al-Basrah ini termasuk sebagai tokoh teologi, ketika Washil Ibn Atha menyatakan pendapatnya tentang kedudukan pembuat dasa besar. Selain sebagai alim besar, ia juga zahid besar. Oleh sebab itu, ia dipandang kaum sufi sebagai imam mereka.
Al-Hasan Al-Basri melihat dunia ini seperti ular yang halus dalam genggaman tangan, tetapi racunnya membawa pada maut. Oleh sebab itu, ia menganjurkan agar orang menjauhi hidup kedunuiaan. Dalam hubungan ini, ia pernah berkata:
Aku zahid terhadap dunia ini karena ingin dan rindu pada akhirat. Selanjutnya ia mengatakan, bersikaplah terhadap dunia ini seolah-olah engkau tak pernah berada di atasnya, dan bersikaplah terhadap akhirat seolah-olah engkau tidak akan keluar dari dalamnya. Jualla hidup duniamu untuk memperoleh hidup akhirat, pasti keduannya akan engkau peroleh. Tapi janganlah jual akhiratmu untuk memperoleh hidup dunia, pasti keduanya akan lenyap dari tanganmu. Pada bagian lain ia mengatakan, “berbahagialah orang yang tidak mementingkan kepentingan dirinya, dan bersikap sabar semata-mata karena Allah dan bukan karena ingin masuk surga.”
2.      Ibrahim Ibn Adham
Ibrahim Ibn Adham lahir di Mekkah, ketika kedua orangtuanya melaksanakan ibadah haji. Ayahnya Adham adalah raja dari Balkh. Dengan demikian, Ibrahim Ibn Adham adalah anak seorang raja yang berubah menjadi zahid (sufi).
Menurut sebuah riwayat, bahwa perubahan itu terjadi, ketika sedang berburu, ia mendengar suara: “Engkau bukanlah diciptakan untuk ini”. Adapun riwayat lain mengatakan bahwa, perubahan ini terjadi akibat suatu mimpi. Dalam mimpi ini ia mendengar orang berjalan di atas istananya. Atas pertanyaan, orang itu menjawab: “Aku orang yang engkau kenal. Untaku hilang dan aku sedang mencarinya.” Bertanya Ibrahim : “bagaimana engkau dapat mencari unta yang hilang di atap istana?” ujar orang itu: “Hai Ibn Adam bagaimana engkau dapat mencari Tuhan dalam Istana Raja?”
Mendengar suara seperti itu, Ibrahim meninggalkan kerajaannya dan selanjutnya ia hidup sebagai zahid. Ia pindah dari suatu tempat ke tempat lain dan melakukan berbagai macam pekerjaan untuk mencari belanja hidup.
Mengenal paham tasawuf dapat dilihat dari ucapannya:
“Cinta kepada dunia menyebabkan orang menjadi tuli serta buta dan membuat ia menjadi budak.”
“Kemiskinan (al-faqr) adalah harta yang disimpan Tuhan di surga dan yang tidak dianugrahkan-Nya kecuali kepada orang-orang yang dicintai-Nya.”
“Orang yang berserah diri kepada Tuhan adalah orang besar dan berkuasa; lapar dan dahaganya akan hilang dan akalnya akan meninggi di atas dunia.”
“Orang kaya di dunia ini akan menjadi miskin di akhirat, dan yang miskin di dunia akan menjadi kaya di akhirat. Tuhan tidak akan mengadakan perhitungan dengan yang miskin. Perhitungan akan dilakukan-Nya terhadap orang kaya.”
“Engkau tahu Tuhan, bahwa surga bagiku tak berharga walaupun sebesar agar. Jika Engkau terima aku jadi teman-Mu dan Engkau curahkan kepada cinta-Mu, maka hadiahkanlah surga kepada siapa yang Engkau kehendaki”.
Ketika kepadanya disampaikan bahwa ada orang yang belajar tata bahasa, ia menyahut: “lebih baik baginya belajar diam.”
3.      Rabiah Al-‘Adawiyah
Ia lahir di Baghdad (714 M), dan meninggal di tahun 801 M. Kedua orangtuannya meninggal sewaktu ia masih kecil dan kemudian ia dijual sebagai bidak. Tetapi pada akhirnya ia peroleh kebebasan kembali. Setelah dibebaskan ia pergi kepadang pasir dan memilih hidup  sebagai zahi.
Rabiah hidup dalam kemiskinan dan ketika teman-temanya ingin membantunya, ia menolak bantuan mereka. Salah seorang dari mereka memberi rumah kepadanya. Ia mengatakan “aku takut kalau-kalau rumah ini akan mengikat hatiku, sehingga aku terganggu dalam amalku untuk akhirat.” Kepada seseorang yang mengunjunginya ia memberi nasihat: “Pandanglah dunia ini sebagai sesuatu yang hina dan tak berkah; itu lebih baik bagimu.” Lebih lanjit ia mengatakan: “Aku mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut masuk atau bukan pula karena ingin masuk surga, tetapi karena cintaku kepada-Nya.” Dalam dialognya dengan Tuhan ia mengatakan:
Kekasih hatiku hanyalah Engkau yang kucintai. Beri ampunlah kepada pembuat dosa yang datang ke hadirat-Mu. Engkau harapan, kebahagiaan, dan kesenangan. Hati telah enggan mencintai selain dari diri-Mu.
Cinta Rabiah kepada Tuhan begitu memenuhi jiwanya sehingga di dalamnya tidak ada ruangan lagi untuk cinta kepada yang lain, bahkan untuk rasa benci kepada setan pun tidak ada tempatnya lagi. Konsep cinta kepada Tuhan ini sejalan dengan ayat 54 dari surat al-Maidah yang artinya: “Allah akan mendatangkan suatu umat yang dicintai-Nya dan yang mencintai-Nya.” Dan ayat 30 surat Ali ‘Imran yang artinya: “Katakanlah jika kamu cinta pada Tuhan turutlah aku, pasti tuhan cinta padamu.”
Dengan demikian, dapat diketahui, bahwa paham tasawuf yang dimajukan Rabiah al-‘Adawiyah adalah paham mahabah yang senantiasa didampingi oleh paham al-ma’rifat. Al-Mahabbah dan al-ma’rifat merupakan kembar dua yang selalu disebut bersama. Keduanya menggambarkan hubungan rapat yang ada antara sufi dan Tuhan. Pertama menggambarkan rasa cinta dan yang kedua menggambarkan keadaan mengetahui Tuhan dengan hati sanubari. Al-ma’rifat tidak sama dengan al-‘ilm. Kata al-ma’rifat diperoleh dengan hati sanubari, al-‘ilm diperoleh dengan akal, maka al-ma’rifat yang hanya diperoleh kaum sufi tidak diperole4h begitu saja, tetapi bergantung pada rahmat Tuhan. Untuk mendapatkan ma’rifat, hati seorang sufi harus dibuka Tuhan dan tabir yang ada antara sufi dan Tuhan harus dihilangkan terlebih dulu. Dalam al-ma’rifat sufi telah berhadap-hadapan dengan Tuhan. Dengan kata lain, sufi telah melihat Tuhan dengan hati nuraninya.
4.      Zunnun Al-Misri
Ia lahir di Mesir Selatan. Tanggal lahirnya tidak diketahui, tetapi ia meninggal pada 859 M. selain sbagai seorang sufi, ia juga sebagai ahli ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut sejarah, ia juga tercatat sebagai orang yang dapat membaca huruf hieroglifyang ditinggalkan zaman Fir’aun di Mesir. Atas tuduhan sebagai pembawa ajaran yang bertentangan dengan islam, ia pernah ditangkap dan dibawa ke depan khalifah di Baghdad. Namu setelah menengar ucapannya, khalifah merasa begitu terharu sehingga tidak dapat menahan air mata. Ia kemudian dibebaskan.
            Dalam tasawuf Zunnun al-Misri dikenal sebagai pembawa paham ma’rifat. Menurutnya, bahwa ma’rifat adalah cahaya yang dilontarkan Tuhan kedalam hati seorang sufi. “orang yang tahu Tuhan tidak mempunyai wujud tersendiri tetapi berwujud melalui wujud Tuhan”.
5.      Abu Yazid Al-Bustami
Ia lahir di Persia (874 M), dan meninggal dalam usia 73 tahun. Ibunya dikenal sebagai seorang zahid dan Abu Yazid sangat patuh kepadanya. Sekalipun orangtuanya tergolong pemuka masyarakat yang berada di Bistam, namun Abu Yazid memilih jalan hidup sederhana dan menaruh sayang serta kasih kepada fakir miskin. Ia termasuk sufi yang jarang keluar dari Bistam, dan ketika kepadanya dikatakan, bahwa orang yang mencari hakikat selalu berpondah dari satu tempat ke tempat lain, ia menjawab : “Temanku (maksudnya Tuhan) tidak pernha bepergian dan oleh karena itu aku pun tidak bergerak dari sini”. Sebagian besar waktunya digunakan untuk beribadat dan memuja Tuhan.
Dalam sejarah, Abu Yazid dikenal sebagai sufi yang membawa paham al-fana’ dan ala-baqa’ sebagaimana diuraikan sebelumnya. Tentang bagaiamana ia sampai pada al-fana’, ia jelaskan bahwa pada suatu malam, kia bermimpi dan bertanya : “Tuhanku apa jalannya untuk samapu kepada-Mu? Tuhan menjawab : “Tinggalkan dirimu dan datanglah!”. Dengan berusaha meninggalkan diri itu maka sampailah kita pada al-fana’. Ia mengatakan : “Tuhan membuat aku gila pada diriiku hingga aku mati, kemudian Ia membuat aku gila pada-Nya dan akupun hidup… akupun berkata : “Gila pada diriku adalah kehancuran dan gila pada diri-Mu adalah kelanjutan hidup".
Dengan tercapainya al-fana’ dan al-baqa’ itu sampailah Abu Yazid kepada al-ittihad. Dalam tingkat ini seorang sufi merasa dirinya telah bersatu dengan Tuhan. Yang mencintai dan dicintai telah menjadi satu. Identitas yang mencintai telah hilang. Identitas telah menjadi satu. Sufi yang bersangkutan karena fana’-nya telah tak mempunyai kesadaran lagi dan berbicara dengan nama Tuhan. Did dalam al-ittihad yang disadari hanya satu wujud sungguhpun sebenarnya ada dua wujud. Yang disadari hanyalah wujud Tuhan.
6.      Al-Hallaj
Nama lengkapnya Husein Ibn al-Hallaj. Ia lahir dikota Al-Baida’ di Iran Selatan (858 M). Kemudian ia pindah ke Irak. Sejak usia muda ia telah memasuki jalan sufi dan menjadi murid sufi-sufi kenamaan di Baghdad. Ia banyak melakukan perjalanan. Misalnya ia pernah ke Mekkah dank e India. Ia dituduh memiliki hubungan dengan golongan Syi’ah ekstrem, kaum Qaramitah yang banyak menentang Pemerintah bani Abbas.
Menurut pendapatnya, bahawa Tuhan memiliki sifat kemanusiaan dan manusia sendiri memiliki sifat Ketuhanan, nasut dan lahut. Dasar pandangannya ini didasarkan pada hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Tuhan menciptakan Adam menurut bentuk-Nya”.
Dengan dasar pemahaman tersebut, maka antara manusia dan Tuhan dapat terjadi persatuan. Filsafat persatuan yang dibawa al-Hallaj ini disebut al-hulul, yaitu paham yang mengatakan, bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat didalamnya. Tetapi untuk itu seorang sufi harus terlebih dahulu menghancurkan sifat kemanusiaannya sehingga yang terdapat dalam dirinya hanyalah sifat ketuhanan.
Pada saat tercapainya al-hulul ini, maka yang keluar dari mulut al-Hallaj adalah ucapa Ana al-Haqq. Yang dimaksudnya dengan Ana al-Haqq ini bukanlah dirinya, karena selanjutnya ia mengatakan : “Aku adalah rahasia dari yang Mahabesar, bukanlah yang Maha besar itu aku; aku hanya salah satu yang benar, oleh karena itu bedakanlah antara kami”.
Dengan demikian, sebagai hanlnya dengan Abu Yazid, al-Hallaj, ketika mengucapkan Ana al-Haqq sedang dalam keadaan fana, hancur kesadarannya, dan yang berbicara memakai nama Tuhan bukanlah al-Hallaj.

7.      Ibn ‘Arabi
Nama lengkapnya adalah Muhy al-Din Ibn ‘Arabi. Ia lahir di Murcia, Spanyol (1165 M), dan meninggal di Damsyrik pada 1240 M. di masa muda ia belajar ilmu tasawuf di samping pengetahuan lain. Kemudian ia mengadakan perjalanan ke dunia Islam bagian timur, mengnjungi Mesir, Syiria, Irak, Mekkah, dan kahirnya menetap di Damsyrik. Bukunya yang terkenal dalam bidang tasawuf yaitu al-Futuhat al-Makkiyah (Pengetahuan pengetahuan yang Dibukakan di Mekkah), yang tersusun atas dua belas jilid, serta Fusus al-Hikam (Permata-permata Hikmah).
Dalam bidang tasawuf Ibn ‘Arabi membawa paham wahdat al-wujud (jesatuan wujud). Dalam paham ini , nasut al-Hallaj diubah oleh Ibn ‘Arabi menjadi khalq (makhluk), dan lahut menjadi al-Haqq (Tuhan). Dengan demikian, dalam tiap makhluk (bukan hanya manusia) terdapat aspek ketuhanan. Aspek dalam atau batin inilah yang terpenting dan itulah yang merupakan esensi dari tiap makhluk.
Selain dari tujuh orang sufi tersebut, sesungguhnya masih terdapat sufi-sufi lain, seperti al-Junaid yang membawa paham al-fana’, yakni bahwa Tuhan membuat seorang fana’, hancur, atau kehilangan kesadaran dirinya untuk masuk ke dalam diri Tuhan yang kekal dan abadi; Ibn al-Farid yang membawa paham al-haqiqah al-Muhammadiah (konsep Muhammad); dan masih banyak lagi.
 
E.  Fungsi Tasawuf
Terdapat  sejumlah alasan tentang sebab-sebab meningkatnya masyarakat modern terhadap tasawuf, sebagai berikut :
Pertama,  salah satu ciri kehidupan masyarakat modern ialah terlalu mengandalkan kekuatan akal dan fisik, atau hanya mengakui sesuatu yang masuk akal dan tampak dalam pandangan, yang selanjutnya kelahiran paham rasionalisme, empirisme, positivisme, sekularisme, hedonisme, dan pragmatisme. Paham yang demikian sangat merugikan keuntungan manusia sebagai makhluk yang selain memiliki pancaakal dan pancaindra, juga memiliki hawa nafsu, al nafs, qalb, fu’ad, ruh, sirr, dzauq, dan lainnya. Berbagai potensi rohaniah ini sesuatu yang real yakni ada dengan sesungguhnya, sebagaimana juga akal dan fisik. Akibat dari keadaan hidup yang hanya mengutamakan akal dan pancaindra ini, maka manusia menjadi robot, dan mesin yang kehilangan keutuhannya. Akibat dari keadaan yang demikan, manusia menjadi manusia yang  utuh, merasa terasing, kesepian, rapuh, tidak punya pilihan dan pegangan hidup yang kukuh, yakni nilai-nilai spiritual yang berasal dari Allah swt. Untuk menyelamatkan keadaan yang demikian perlu adanya ajaran tasawuf.
Kedua, masyarakat modern yang bergerak dalam bidang jasa dan industri dengan berbagai aneka ragamnya semakin memerlukan nilai-nilai spiritual yang dapat memberikan bekal dan pegangan yang kukuh bagi usahanya itu. Menjadi sufi di masa modern saat ini tidak mesti bertapa di gunung, atau mengisolasi diri ketempat yang sunyi, atau membiarkan hidup miskin dan sengsara. Pandangan tasawuf yang demikian itu kini telah diganti dengan pandangan tasawuf yang transformatif dan integratied, yaitu nilai-nilai tasawuf seperti kesederhanaan, kejujuran, keikhlaan, kehati-hatian, kesabaran, keteguhan dalam prinsip, kepercayaan yang teguh pada tuhan, keyakinan pada janji Tuhan dan nilai-nilai ajaran tasawuf lainnya ternyata sangat dibutuhkan dalam mengelola berbagai usaha bisnis di Zaman modern.
Ketiga, ajaran selalu dekat dengan Allah sebagaimana yang di ajarkan dalam tasawuf dan kesungguhan dalam membersihkan diri dari dosa serta kesungguhan mencari keridhoan Allah swt. Saat ini ternyata digunakan dalam proses penyembuhan berbagai penyakit. Masyarakat modern saat ini sekarang sudah mulai sadar, bahwa diantaranya penyakit ada yang penyebabnya adalah karena hubungan yang tidak baik dengan Tuhan. Oleh karena itu, proses penyembuhannya dapat dilakukan dengan mendekatkan diri kepada Allah swt. Sebagaimana yang diajarkan dalam tasawuf.
Keempat, bahwa jumlah orang yang gelisah, pikiran kacau, setres dan gejala penyakit jiwa lainnya saat ini makin banyak jumlahnya. Keadaan jiwa yang demikian itu menyebabkan produktivitas kerjanya menurun dan ketentraman hidup makin terancam. Masyarakat modern yang demikian itu makin membutuhkan sentuhan rohani dan pencerahan spiritual yang dapat mengembalikan kehidupannya menjadi lebihn nyaman, tenang, tenteram, damai, dan harmonis yang selanjutnya amat dibutuhkan guna meningkatnya produktivitasnya.

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tasawuf merupakan salah satu bidang kajian studi Islam yang memusatkan perhatiannya pada upaya pembersihan aspek batiniah manusia yang dapat menghidupkan kegairahan akhlak yang mulia. Jadi sebagai ilmu sejak awal tasawuf memang tidak bisa dilepaskan dari tazkiyah al-nafs (penjernihan jiwa). Upaya inilah yang kemudian diteorisasikan dalam tahapan-tahapan pengendalian diri dan disiplin-disiplin tertentu dari satu tahap ke tahap berikutnya sehingga sampai pada suatu tingkatan (maqam) spiritualitas yang diistilahkan oleh kalangan sufi sebagai syuhud (persaksian), wajd (perjumpaan), atau fana’ (peniadaan diri).
Dengan hati yang jernih, menurut perspektif sufistik seseorang dipercaya akan dapat mengikhlaskan amal peribadatannya dan memelihara perilaku hidupnya karena mampu merasakan kedekatan dengan Allah yang senantiasa mengawasi setiap langkah perbuatannya.
 B.     Saran
Sebaiknya masyarakat memahami ilmu tasawuf lebih medalam yang sesuai dengan ajaran Islam agar tak mudah terjebak pada aliran tasawuf yang menyimpang. 



Daftar Pustaka


Nata, Abuddin.2011. Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Kencana.

KROMOSOM KELENJAR LUDAH Chironomus

II. Tanggal Percobaan : Kamis, 23 Oktober 2014

III. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan dapat membuat garis besar langkah-langkah penyiapan sediaan sel-sel kelenjar ludah untuk pengamatan kromosom melalui teknik squash acetocarmine
2. Mahasiswa diharapkan dapat membuat preparat segar kromosom sel-sel kelenjar ludah Chironomus serta mendiskusikan hal-hal yang penting dari hasil pengamatannya.

IV. Landasan Teori
Kromosom adalah materi berbentuk seperti benang yang dapat ditemukan pada nukleus pada sel eukariotik. Dalam materi inilah tersimpan informasi genetik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Selain itu, informasi genetik ini juga mengendalikan seluruh kegiatan sel. Maka dari itu, untuk mempelajari ilmu genetika lebih mendalam, diperlukan pemahaman yang memadai mengenai struktur dan fungsi dari kromosom (Cambell et al, 2010).
Organisme pada ordo diptera umumnya memiliki kromosom raksasa sehingga kromosom dari organisme ini sering digunakan sebagai obyek percobaan. Pada percobaan ini digunakan kromosom pada kelenjar ludah larva Chironomus sp. Kromosom raksasa yang terdapat pada kelenjar ludah Chironomus sp. ini digunakan sebagai obyek percobaan karena memiliki ukuran yang besar sehingga mudah untuk diamati. Selain itu, karena struktur jaringan kelenjar ludah, maka pengambilan, pengamatan, dan pembuatan preparat kromosom relatif mudah dilakukan.
Kromosom merupakan suatu kemasan materi genetik (DNA). Terdapat kromosom yang berukuran lebih besar daripada kromosom normal yang terbentuk dari proses replikasi berulang suatu molekul DNA tanpa diikuti pembelahan sel, sehingga kromosom mengandung molekul DNA yang bertumpuk secara parallel yang disebut kromosom politen. Fungsi dari kromosom politen diantaranya adalah untuk memperbanyak gen, menentukan lokasi gen, dan perubahan struktur dalam kromosom. Kromosom politen sering ditemukan pada tumbuhan, mamalia, protozoa, dan serangga ordo diptera Organisme yang paling umum dijadikan model untuk pengamatan kromosom politen adalah Chironomus sp. karena memiliki kromosom politen yang berukuran sangat besar dan jelas. Kromosom politen bisa ditemukan diberbagai tempat salah satunya di kelenjar ludah.
Kromosom raksasa terlihat pada larva sejak 1881 pertama kali ditemukan oleh Balbiani yang melihat suatu susunan sel-sel yang sangat besar pada kelenjar ludah dari larva drosophila. Kelenjar ludah (Salivary glands) tersusun dari sel-sel yang sangat besar selama perkembangan larva, namun tidak mengalami pembelahan, hanya terus membesar mengikuti perkembangan larva.

V. Alat dan Bahan

Mikroskop cahaya
Kaca objek
Penjepi
Silet
Lampu spirtus
Larva Chironomus
Pewarna acetocarmine


VI. Langkah Kerja
Pembedahan Larva untuk Pemisahan Kelenjar Ludah

1. Memilih larva yang paling besar dan bergerak aktif (hindari yang hampir menjadi pupa).
2. Menempatkan larva yng telah terpilih pada kaca objek bersih.
3. Menempatkan sediaan di bawah mikroskop binokular dengan latar belakang hitam sehingga tampak organ-organ dalam larva yang tidak berwarna (bening).
4. Membedah larva dengan menahan ujung anterior dengan salah satu jarum preparat dan menarik 2/3 bagian anterior dengan jarum preparat lain.
5. Memisahkan kelenjar ludah yang transparan dari bagian-bagian lainnya dengan hati-hati.
Staining
1. Memindahkan kelenjar ludah yang telah dipisahkan dari jaringan lemak ke kaca objek bersih yang telah ditetesi Asetocarmine.
2. Memanaskan sediaan dengan hati-hati di atas api spirtus atau dibiarkan kering secara alami.
3. Menutup sediaan dengan kaca penutup lalu menekannya dengan tisu secara hati-hati agar memungkinkan sel-selnya berpencar dan dinding intinya putus sehingga kromosomnya terentang.
4. Mengamati sediaan di bawah mikroskop dengan perbesaran maksimum.

VII. Hasil Pengamatan



Ket : Perbesaran 10 x 40/0,65

VIII. Pembahasan
Larva Chironomus berwarna merah, tubuh bersegmen-semen 10-12 segmen. Bagian posterior bercabang 2. Pada bagian anteriornya (kepala) terdapat mulut tipenya tipe penghisap karena biasa menghisap darah oleh karena itu sering dijuluki cacing darah. Larva Chironomus ini memiliki bentuk kelenjar ludah yang besar sehingga mudah untuk mengamati bentuk kromosom yang terdapat kelenjar ludah tersebut.
Kelenjar ludah Chironomus berbentuk menyerupi kalung (bentuk buat berantai). Kelenjar ini dapat ditemukan pada daerah 2/3 posterior (dekat anterior) setelah dibedah terlebih dahulu. Bentuk kelenjar ludah pada Chironomus mudah diamati katena ukurannya besar dan berwarna bening bentuknya menyerupai kalung. Namun kelompok kami bentuk kromosomnya tidak terlihat jelas setelah diberi pewarnaan Acetocarmin.
Kromatin adalah benang halus dalam inti prokariot dan eukariot, mengandung materi genetic, dan terdiri dari nucleoprotein, yaitu gabungan asam nukleat berupa DNA dan protein berupa histon dan nonhiston (Yatim,1992).
Jika sel akan membelah, mitosis maupun meiosis, pada profase menjadi kondensasi atau pemadatan super lilitan DNA bersama protein histon dan nonhistonya, sehingga setiap utas kromatin menjadi pendek dan jelas tampak dimikroskop cahaya yang disebut kromosom.
Ada dua macam kromosom yaitu autosom dan gonosom. Autosom adalah kromosom biasa atau kromosom somatik, tidak berperan dalam pertumbuhan seks dan gonosom adalah kromosom seks, berperan dalam menentukan pertumbuhan seks. Jumlah kromosom pada drosophila ada 8 buah atau 4 pasang, dengan 3 pasang autosom dan 2 pasang gonosom. Gonosom ada dua macam X dan Y.
Kromosom-kromosom itu terlihat sebagai benda besar yang terpilin 150-200 kali lebih panjang dan volumenya 1000-2000 kali lebih besar dari sel somatik dan sel gamet yang lain. Tidak ada arti genatik yang berhubungan dengan adanya kromosom tersebut sampai pada tahun 1930 ketika terlihat ada garis-garis yang ada hubunganya dengan urutan gen. Kromosom ini terlihat lebih tebal daripada kromosom biasa dan memiliki 5 lengan panjang yang keluar dari suatu bagian yang dinamakan kromosenter.
Pada permulaan interfase dari sel somatik, kromosom masih berbentuk panjang dan tipis, kemudian membelah kira-kira pada pertengahan interfase seperti sel lain pada umumnya, tetapi karena suatu sebab kromosom menjadi berpasangan dan profase tidak pernah berlangsung sehingga sel-sel tumbuh membesar lalu terjadi pembelahan kedua, ketiga dan seterusnya sehingga terbentuk lebih dari 1000 molekul DNA double helix yang saling melilit atau berpilin dan menjadi tebal. Hal ini dapat terlihat dengan cukup jelas karena kromosom masih dalam keadaan sinapsis.
Perbedaan-perbedaan gambar hasil pengamatan dengan gambar yang diperoleh dari literatur bisa disebabkan oleh ketidaklengkapan bagian-bagian kromosom preparat yang dibuat. Ketidaklengkapan ini erat kaitannya dengan proses pengambilan kelenjar ludah pada larva. Kesalahan teknis pada saat pewarnaan juga mungkin terjadi sehingga berdampak pada preparat kromosom yang dihasilkan.
Beberapa kelompok pada saat melakukan percobaan ini, gagal membuat preparat kromosom. Masalah utama kegagalan ini terletak pada sulitnya proses pengambilan kelenjar ludah larva dalam keadaaan yang baik. Banyak kelenjar ludah yang rusak akibat perlakuan yang salah. Seharusnya pengambilan kelenjar ludah dilakukan dengan bantuan mikroskop bedah stereo. Selain itu pada saat melakukan proses pewarnaan yang terlalu banyak sehingg kromosom pada larva Chironomus sp tidak terlihat dengan baik dan terlalu lamanya preperat tersebut didiamkan setelah pewarnaan menyebabkan sel-sel pada larva Chironomus sp mengkerut. Kegagalan ini bisa juga disebabkan karena banyaknya lemak tubuh larva Chironomus sp. sehingga pencarian kromosom di bawah menjadi lebih sulit dilakukan.
Pada percobaan ini digunakan beberapa larutan untuk membuat preparat kromosom Chironomus sp. yang antara lain adalah larutan fisiologis dan larutan Asetocarmin. Larutan-larutan ini digunakan karena fungsi-fungsinya. Berikut adalah fungsi dari setiap larutan yang digunakan: larutan Asetocarmin berfungsi sebagai zat pewarna. Hal ini bisa dilihat dari warna kromosom saat diamati di bawah mikroskop. Warna kromosom merah, sesuai dengan warna larutan Asetocarmin.
Kromosom Chironomus yang diamati memiliki lengan kromosom dengan pola warna terang-gelap. Berdasarkan literatur, pola terang-gelap ini dihasilkan dari struktur kromatin yang menyusun kromosom. Pada pita gelap kromatin tersusun dengan sangat rapat, 10 kali lebih rapat dibandingkan kromatin pada pita terang (Hartwell et al, 2004).
Walau tidak tampak jelas pada gambar hasil pengamatan, namun dapat diamati bahwa kromosom-kromosom pada Chironomus sp. tidak tersusun seperti kromosom non-politen lainnya. Pada kromosom non-politen, kromosom satu dengan kromosom lain terpisah sehingga jumlah kromosom dapat diamati dengan jelas.

IX. Pertanyaan
1. Menurut pengalaman saudara selama praktikum, bagaimana cara yang paling tepat untuk mendapatkan kelenjar ludah dari larva? Ilustrasikan langkah kerja saudara!
2. Berapa lamakah waktu staining yang paling tepat menurut pengalaman saudara?
3. Dapatkah saudara mendeteksi pita-pita dengan pola tersebut?
4. Dapatkah saudara melihat nukleolus?
Jawaban
1. Langkah kerja yang kami lakukan adalah sebagai berikut:














2. Waktu yang paling tepat untuk staining preparat berdasarkan praktikum kelompok kami adalah 30 detik
3. Tidak dapat. Karena percobaan yang dilakukan gagal dikarenakan pengambilan kelenjar ludah pada cacing chrynomus kurang tepat sasaran.
4. Tidak dapat.

X. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa;
1. Kromatin adalah benang halus dalam inti prokariot dan eukariot, mengandung materi genetic, dan terdiri dari nucleoprotein, yaitu gabungan asam nukleat berupa DNA dan protein berupa histon dan nonhiston
2. Ada dua macam kromosom yaitu autosom dan gonosom
3. Kelenjar ludah Chironomus sp. merupakan tipe kromosom politen atau juga kromosom raksasa
4. Pada pewarnaan DNA dapat dilihat banyak terdapat garis-garis berwarna gelap bergantian dengan garis-garis berwarna terang

XI. Daftar Pustaka

Campbell, N.A, et al. 2010. Biologi jilid 1. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga
Bandiati, Sri. 2007. Buku Ajar Genetika Ternak. Bandung : Sri Lestari Network.
Priadi, Arif. 2002. Biology 3. Bogor: Yudhistira.
Suryo. 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Yatim,W. 1992. Biologi Sel Lanjut. Bandung: Tarsito
http://iyusabdusyakir.files.wordpress.com/2012/12/laporan-praktikum-3-chironomus-kelompok-5.pdf
http://science.pppst.com/dna.html (diakses pada 24 oktober 2014)
http://www.pbs.org/wgbh/nova/body/how-cells-divide.html# (diakses pada 25 oktober 2014)